Monday, October 25, 2010

Minggu ke-5

Cikareteg, Ciawi

25 Oktober 2010, 12.55 AM

Malam ini -atau pagi ini tepatnya- instead of menulis panjang mendalami format jurnal mingguan Pengajar Muda, saya lebih tertarik menceritakan isi kepala dan hati saya sampai minggu ke-5 training. Karna banyak hal telah terjadi, teramati dan dijalani membuat saya merasakan berbagai perasaan. Jadi mari kita mulai saja “jurnal” elektronik ini.

Minggu ke-5 training Pengajar Muda. Makin lama, setiap harinya, matahari sepertinya sangat cepat berjalan. Bahkan kadang-kadang seperti melewati beberapa hari sekaligus. Contohnya ya minggu ke-5 ini. Perasaan saya, bahkan belum lama kami -PM- liburan ke Bandung yang berarti adalah liburan minggu ke-3, tapi ya itu, kenyataanya kami sekarang sudah ada di mulut minggu ke-6 lagi. Tepat 16 hari sebelum pemberangkatan. Tapi bagi saya, ini indikator bahwa saya senang dan menikmati setiap aktivitas di training ini.

Saya ingin cerita tentang kami, Pengajar Muda. Awal mula training, mengenal 51 orang baru yang katanya hebat-hebat cukup membuat orang yang punya penyakit songong dan tengil kaya saya penasaran,”kira-kira pada punya kehebatan apa ya temen-temen baru saya ini?” Dan mulai lah training camp pengajar muda ini. Minggu pertama pun lewat. Rangkaian program training yang saya alami minggu pertama membuat saya yang -sekali lagi- punya penyakit suka bikin standar sok tinggi ini berkerut dahi berpikir keras, “hmm..,apa iya nih bener orang-orangnya yang ini?” Saya kurung rapat pikiran itu di kepala saya. Karna saya tau, saya yang sakit. Sinting!

Hal-hal ajaib mulai bermunculan di minggu kedua. Mungkin saya ngga akan sebut satu-satu karna bisa jadi terlalu personal. Tapi yang jelas saya membatin, “sotoy sih lo dika! Makanya jangan songong!” Orang-orang disini ternyata ajaib-ajaib. Haha, memang semenjak minggu ke-4 beberapa program menuntut kami untuk berperan layaknya tingkah polah anak SD. Alhasil kami melepaskan semua sisi kekanak-kanakkan kami, tanpa sedikitpun ditahan sepertinya. Menurut saya, hal itu berdampak pada hal-hal kecil yang mungkin tidak disadari. Belakangan terlihat agak berlebihan. Mengeluh, merajuk, dan susah bersemangat pada sesi-sesi yang kami rasa kami kurang suka.

Sampai saat sesi training dimana kami beberapa kali harus menyambut kedatangan anak-anak lincah dan bersemangat dari SD Pancawati setiap Jumat sore dan Sabtu sore di base camp kami. Tiap kali hari jumat, sesi itu seperti jadi momok. Karena kami merasa lebih baik sesi itu diganti saja dengan sesi tidur sore atau sesi bikin RPP atau sesi ngopi-ngopi. Sepertinya akan lebih menyenangkan. Tapi tiap kali sesi tersebut dimulai, yang saya lihat hanya sumringah gigi para PM. Loncat-loncat, teriak-teriak, nyanyi-nyanyi. Kegembiraan adalah satu-satunya aura yang saya rasakan di basecamp. Mungkin orang bisa bilang saya berlebihan. Karna pasti toh ada saja salah satu atau dua atau tiga dari kami yang memang benar-benar sedang sedih atau galau. Tapi sama seperti virus, kegembiraan itu menular. Dan itu lah yang terjadi di basecamp tiap sesi “anak lincah dan bersemangat”, at least yang saya yakini.

Sesi “anak lincah dan bersemangat” yang saya ceritakan tadi terjadi enam kali, tiga minggu berturut-turut, dan berakhir tepat hari Sabtu di akhir minggu ke-5 kemarin. Acara penutupan yang menghadirkan anak-anak lincah bersemangat mulai dari kelas 1-6 SD yang tidak kurang jumlahnya dari 200. Walaupun waktu terasa makin cepat berlalu, tapi saya tidak mengatakan beban kami makin ringan. Minggu ke-5 adalah minggu yang berat dan padat tugas. Jadi, menyambut anak-anak lincah bersemangat itu memerlukan ekstra semangat. And we did it! Sesi terakhir “anak lincah dan bersemangat” ditutup dengan baik dan sedikit emosional bagi beberapa dari kami. Saat-saat seperti itu bagi saya adalah saat-saat si songong dan si tengil dalam diri saya terdiam tanpa argumen songong dan tengilnya. 50 teman saya ini punya “sesuatu” yang saya yakin memang tidak semua orang bisa punya. Orang normal dalam keadaan terbebani RPP, praktek mengajar, masalah-masalah pribadi, dsb, saya rasa tidak sanggup jika harus dipaksa menangani 200 lebih “anak lincah bersemangat” yang tingkahnya bisa aneh-aneh dan ajaib. Tapi saya tahu teman2 saya ini, bukan, maksud saya sahabat-sahabat saya ini punya cinta yang sangat besar di dalam hati mereka masing-masing. Yang otomatis akan menyeruak tiap kali mereka “bertempur”. Yang akan mengalahkan segala penat,lelah atau apapun yang bisa mengganggu pertempuran mereka. Sahabat-sahabat baru saya ini adalah manusia-manusia yang hatinya tidak cuma terletak di bawah jantungnya, tapi di tiap milimeter tubuhnya.

Sepanjang saya hidup, baru kali ini saya menyayangi orang sebanyak ini dalam waktu lima minggu. 50 orang luar biasa yang bersama-sama dengan sadar mempersiapkan diri. Walaupun saya terkadang -atau lebih tepatnya agak sering- bikin kesal mereka dengan ocehan-ocehan tengil, kejahilan-kejahilan saya yang sulit sekali saya bendung, i love every single person of them, i really do. Di titik ini, rasanya saya tidak rela kalau sampai saya kehilangan salah satu pun dari mereka. Mereka semua terlalu berharga.

Mudah-mudahan Tuhan akan selalu menjaga hati-hati kami. Memberikan kekuatan-Nya supaya kami tidak akan pernah dikalahkan oleh diri kami sendiri. Karna saya sadar, lawan terbesar kami sekarang adalah diri kami sendiri. Setinggi apapun kami gantungkan cita-cita kami untuk kemajuan Negeri ini, selalu, lawan terbesar adalah diri kami sendiri. Mudah-mudahan, Tuhan juga memberi kami keberanian-Nya supaya kami bernyali untuk menyadari dan menerima tanggungjawab kami. Amin.


Catatan tambahan untuk melengkapi format jurnal minggu ke-5:

Senin : Sesi rafting dan paintball Citarik, nampol lah serunya. Kurang lama..:D
Selasa : Sesi faskab dan adaptasi budaya, kitorang jadi banyak belajar logat logat Maluku Utara toh!
Rabu : Syukuran IM. Alhamdulillah.. cukup jadi cambuk buat setaun ke depan. Saya harus bikin “sesuatu” di halmahera selatan!
Kamis : harus School visit tapi air pagi-pagi mati. Ga mandi pagi dan langsung tancap ke sekolahan. Hehe..
Jumat : PMR. Oke, banyak hal-hal baru saya dapet. Pematerinya mungkin bisa diusulkan ikutan Indonesia Mencari Bakat :D
Sabtu : pentutupan sesi “anak lincah dan bersemangat” di basecamp PM. Review mingguan oleh pak Hikmat bikin makin sadar kalo bentar lagi deployment!!hore!


mari benar-benar hidup

5 comments:

cchocomint said...

ohemji!!!! 'SUKA BIKIN STANDAR SOK TINGGI'--> maneh pisanlah ngkong,,,nggak di himpunan, nggak di trening PM!!!!

sing sukses ya ngkong dan PM-lainnya,,mugia mangpaat buat banyak orang!!!!

salam semangat :D!!!

Rahmat Danu Andika said...

haha..
bisa aja si bening..:D
bawaan orok jigana ben..hehe

nuhun ah ben..insyaAllah..doakeun terus nyak..
sukses juga maneh ben..sehat terus supaya bisa berkarya..amiin..:)

Unknown said...

Dika, I also love everyone of you.... Gw dah jatuh hati sama kalian. Persis mulai 2-3 minggu lalu ketika training mulai bisa jalan sendiri, ketika aku punya waktu ngobrol dg kalian. beneran kah kalian mau deployment? hihihi...

reytia said...

haaaa mau nangis bacanyaaa :___) kok gw bangga ya punya senior inspiring seperti lo, i hope i could be inspiring like you, eh better than you deng *songong* :p

Rahmat Danu Andika said...

@mba nia:
makasi ibu kepsek..:D
makasi buat semua dukungan selama trainingcamp..

@reytia:
makasi mba rey:)
ya lo harus lebih keren dong..hehe..
sukses buat lo juga selalu ya..